MEDAN, DELITIMES.ID – Berangkat dari kekhawatiran selaku warga di lingkungannya, Benny Yudi Purnama mengajak teman-temannya untuk melirik atas meningkatnya angka kriminalitas karena dampak penggunaan narkoba, yang akhirnya dapat mengubah daya pikir dan hasrat para pemakainnya.
Kerisauan ini tercipta setelah beberapa kali Komunitas Siaga Bencana Sumut mengadakan pertemuan berupa FGD (Forum Grup Diskusi). Di mana selalu hadir Irwan Supadly MKes yang saat ini telah dapat tugas sebagai pemandu jalannya lembaga itu. Kemudian ada Dr M Fauzi Nasution, Prof Rahmad Widia Sembiring, Dr Kuswandi , dan para Punggawa KOGANA lainnya.
KOGANA sendiri semula berkonsentrasi pada perngurangan resiko bencana di Sumut. Namun selaku pembina, Benny Purnama minta agar organisasi juga melirik soal bencana sosial. Terlebih adanya tawuran antarwarga, hingga meningkatnya tingkat kriminalitas di Sumut. Salah satu faktor penyebab adalah perubahan mindset generasi atas penyalahgunaan narkoba. Di mana menurut statistic BNN Provinsi, saat ini penggunaan narkoba di Sumut cukup tinggi.
Oleh karenanya, KOGANA Sumut berinisiasi menggandeng Forkopincam di wilayah Sunggal untuk membuat kegiatan melibatkan Pentahelix. Dengan tujuan guna mencari solusi bagi para generasi muda.
KOGANA mencoba memulai kegiatan dengan skala kecil. Semata-mata ingin membantu fungsi instansi pemerintah dalam mensosialisasikan bahaya narkoba serta mekanisme dan syarat dapatkan hak ikut rehabilitasi. Dalam kegiatan ini KOGANA akan melibatkan BNNP, Sat Narkoba, Dinas Sosial, Kemensos RI, dan Balai Rehabilitasi ‘Sentra Insyaf’.
Jurus Baru
KOGANA juga menyiapkan jurus baru untuk mendapatkan audien melalui konsep berbeda. Yakni, dengan melihat segmen usia produktif di antara usia 14 tahun hingga 50 tahun yang masuk kategori rentan dampak penggunaan narkoba. Di mana statistik BNNP menyebut, penyebaran narkoba sangat tinggi karena salah dalam pergaulan.
Kendala penanganan pun juga dihadapi oleh aparat kepolisian dalam bentuk penindakan yang masih ambigu serta penanganan proses hingga penerapan rehabilitasi.
Atas dasar ini, KOGANA Sumut bersama para punggawa lainnya, mencoba mengambil kesempatan untuk membuka diskusi bersama Pentahelix. Rencananya setiap Hari Jumat pada setiap kafe yang ada di wilayah Sunggal dengan konsep obrolan.
Selain mendekati para Forkopimcam dengan rakyatnya, juga mengajak para badan usaha, akademisi, dan media untuk ikut terlibat.
Kegiatan ini diharapkan diikuti dan ditunjukan kepada setiap pengelola kafe yang ada di Medan. Ini sebagai bentuk tanggungjawab dan menjadi sarana sosialisasi atau ‘jemput bola’.
Tak lupa KOGANA mengucapkan terima kasih kepada Manager Rumah Awaian Coffe, yang telah ikut mensupport jalannya kegiatan FGD sebagai bentuk kepeduliannya. (RED)