Dianggap Bokek, Wartawan Kota Medan Galang Dana Untuk Mak Gardam

Bagikan :

Share on facebook
Share on twitter
Share on google
Share on telegram
Share on whatsapp
Share on email
Share on print

MEDAN, DELITIMES.ID – Sebagai bentuk empati dan kepedulian kepada Alfian Matondang yang memviralkan Marliana Sihotang alias Butet selaku juru parkir di Jalan Raden Saleh Medan, telah menjadi tranding topic bagi warga Medan bahkan nasional.

Pasalnya Marliana Sihotang alias Butet selaku juru parkir meminta uang restibusi parkir sebesar Rp 5.000 pada Alfian Mafondang selaku Youtuber dengan nama Mak Gardam yang mana ia hanya mampu membayar Rp 3.000.

Padahal ia selaku tamu Dinas Kebudayaan Kota Medan tersebut, telah memarkirkan mobilnya dari pagi hingga sore hari. Sangat memalukan.

Untuk itulah para Wartawan di Kota Medan menggelar aksi galang dana guna membantu Alfian Matondang (Mak Gardam) yang dinilai tak punya uang alias bokek, sehingga keberatan membayar restribusi parkir sebesar Rp5.000 di kawasan Jalan Raden Saleh kemarin.

Padahal dengan kejadian itu, Butet sangat sedih karena dirinya diviralkan di instagram Alfin_Mtd (Mak Gardam) selaku tamu Dinas Pariwisata Medan.

Apalagi terembus kabar bahwa setiap tamu berkunjung ke Dinas Kebudayaan Kota Medan enggan membayar restribusi parkir, malah mengeluarkan kata-kata ancaman.

Sementara Butet wanita berusia 58 tahun itu resmi sebagai petugas parkir (Jukir) di Jalan Raden Saleh Medan yang mana wajib bayar setoran.

Sementara dari kejadian itu, Alfian Matondang alias Mak Gardam bukan mendapat simpati dari para netizen, tapi mendapat kritikan bahkan ejekan di instagramnya sendiri. Yang lucunya lagi, setiap komentar yang membela Butet malah disembunyikannya.

Selain itu, Dishub Medan yang memviralkan Butet agar meminta maaf atas kesalahannya dengan meminta uang parkir sebesar Rp5.000 kepada pengguna mobil, sangat disesalkan.

Seharusnya Dishub Medan lebih dulu melakukan kroscek guna mengetahui sejauh mana kebenaran Alfian Matondang sslaku Mak Gardam, sehingga keberatan membayar restribusi parkir sebesar Rp5.000.

Sementara Penasihat Koordinator Wartawan DPRD Kota Medan, Drs. Rifki Warisan di Medan, Kamis (13/10/2022) mengatakan, apa yang dialami Marliana tidak seharusnya terjadi. Sebab meskipun ada Perwal yang menyatakan tarif parkir kendaraan roda 4 sebesar Rp 3.000 sekali parkir, namun ada azas kewajaran yang harus dapat dipahami oleh masyarakat, terkhusus pengendara mobil yang menggunakan jasa parkir.

“Benar bahwa di dalam Perda ada penetapan tarif Rp 3.000 itu. Tapi kalau parkirnya benar dari pagi sampai sore, saya pikir sangat wajar kalau pemilik mobil membayar lebih, katakanlah menjadi Rp5.000 seperti yang diharapkan Marliana. Memang bukan aturan tertulis, tapi itulah azas kewajaran,” kata Rifki.

Dikatakan Rifki, parkirnya mobil tersebut dari pagi hingga sore hari membuat potensi Marliana untuk mendapatkan kendaraan parkir lebih banyak menjadi sirna. Alhasil, pendapatan Marliana pada hari itu akan berkurang.

“Sementara parkir itu adalah mata pencahariannya untuk menafkahi keluarga. Sangat kita sayangkan kalau hal seperti ini pun harus diviralkan di media sosial,” ujarnya.

Oleh karena itu, Rifki Warisan menjelaskan, para jurnalis berinisiatif untuk menggalang dana bagi Marliana. Penggalangan dana ini murni sebagai rasa empati bagi pahlawan PAD (Pendapatan Asli Daerah) Kota Medan itu.

“Teman-teman jurnalis di DPRD Medan sepakat menggalang dana untuk Ibu Marliana. Semoga beliau tetap semangat dalam bekerja di usianya yang tidak lagi muda. Beliau merupakan salah satu dari sekian banyak Pahlawan PAD di Kota Medan,” ucapnya.

Senada dengan Rifki Warisan, wartawan DPRD Medan, Sumuang Nababan juga mengaku sangat menyayangkan peristiwa viralnya Marliana di media sosial.

“Bijaklah bermedia sosial. Tidak semua harus diviralkan, apalagi masyarakat kecil yang hanya mencari sesuap nasi,” tegas Sumuang.

Sumuang menuturkan, dirinya tidak ingin membahas siapa yang salah dan yang benar dalam masalah ini. Akan tetapi, setiap orang harus memiliki rasa empati kepada orang lain.

“Masih banyak yang bisa dilakukan selain memviralkan orang kecil seperti itu. Isilah konten-konten media sosial kita dengan konten-konten yang lebih bermanfaat dan mendidik,” tuturnya.

Sumuang juga memuji sikap Marliana yang mau meminta maaf di media sosial. Padahal menurutnya, apa yang dilakukan Marliana masih dalam batas wajar.

“Sikap Marliana yang berbesar hati untuk meminta maaf ini membuat rekan-rekan jurnalis benar-benar berempati. Mulai hari ini kami wartawan DPRD Medan menggalang dana untuk Marliana, kami juga mengajak wartawan lainnya di Kota Medan untuk melakukan langkah yang sama,” pungkasnya.

Seperti diketahui, Marliana Sihotang alias Butet (58), menangis tersedu-sedu menceritakan nasibnya yang direkam video oleh perangkat handphone milik pengendara mobil yang parkir di sekitar kantor Dinas Kebudayaan Kota Medan.

Usai direkam video, dirinya diviralkan di media sosial dengan menyebutkan dirinya sebagai petugas parkir yang kasar saat menagih yang parkir.

“Aku diviralkan orang di internet tanpa aku bisa membela diri, padahal aku tidak kasar meminta uang parkir sama dia (pengendara mobil yang parkir),” kata Marliana kepada wartawan. (dimitri)

Bagikan :

Share on facebook
Share on twitter
Share on google
Share on telegram
Share on whatsapp
Share on email
Share on print

Related Posts

Berita Terkini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Dianggap Bokek, Wartawan Kota Medan Galang Dana Untuk Mak Gardam

MEDAN, DELITIMES.ID – Sebagai bentuk empati dan kepedulian kepada Alfian Matondang yang memviralkan Marliana Sihotang alias Butet selaku juru parkir di Jalan Raden Saleh Medan, telah menjadi tranding topic bagi warga Medan bahkan nasional.

Pasalnya Marliana Sihotang alias Butet selaku juru parkir meminta uang restibusi parkir sebesar Rp 5.000 pada Alfian Mafondang selaku Youtuber dengan nama Mak Gardam yang mana ia hanya mampu membayar Rp 3.000.

Padahal ia selaku tamu Dinas Kebudayaan Kota Medan tersebut, telah memarkirkan mobilnya dari pagi hingga sore hari. Sangat memalukan.

Untuk itulah para Wartawan di Kota Medan menggelar aksi galang dana guna membantu Alfian Matondang (Mak Gardam) yang dinilai tak punya uang alias bokek, sehingga keberatan membayar restribusi parkir sebesar Rp5.000 di kawasan Jalan Raden Saleh kemarin.

Padahal dengan kejadian itu, Butet sangat sedih karena dirinya diviralkan di instagram Alfin_Mtd (Mak Gardam) selaku tamu Dinas Pariwisata Medan.

Apalagi terembus kabar bahwa setiap tamu berkunjung ke Dinas Kebudayaan Kota Medan enggan membayar restribusi parkir, malah mengeluarkan kata-kata ancaman.

Sementara Butet wanita berusia 58 tahun itu resmi sebagai petugas parkir (Jukir) di Jalan Raden Saleh Medan yang mana wajib bayar setoran.

Sementara dari kejadian itu, Alfian Matondang alias Mak Gardam bukan mendapat simpati dari para netizen, tapi mendapat kritikan bahkan ejekan di instagramnya sendiri. Yang lucunya lagi, setiap komentar yang membela Butet malah disembunyikannya.

Selain itu, Dishub Medan yang memviralkan Butet agar meminta maaf atas kesalahannya dengan meminta uang parkir sebesar Rp5.000 kepada pengguna mobil, sangat disesalkan.

Seharusnya Dishub Medan lebih dulu melakukan kroscek guna mengetahui sejauh mana kebenaran Alfian Matondang sslaku Mak Gardam, sehingga keberatan membayar restribusi parkir sebesar Rp5.000.

Sementara Penasihat Koordinator Wartawan DPRD Kota Medan, Drs. Rifki Warisan di Medan, Kamis (13/10/2022) mengatakan, apa yang dialami Marliana tidak seharusnya terjadi. Sebab meskipun ada Perwal yang menyatakan tarif parkir kendaraan roda 4 sebesar Rp 3.000 sekali parkir, namun ada azas kewajaran yang harus dapat dipahami oleh masyarakat, terkhusus pengendara mobil yang menggunakan jasa parkir.

“Benar bahwa di dalam Perda ada penetapan tarif Rp 3.000 itu. Tapi kalau parkirnya benar dari pagi sampai sore, saya pikir sangat wajar kalau pemilik mobil membayar lebih, katakanlah menjadi Rp5.000 seperti yang diharapkan Marliana. Memang bukan aturan tertulis, tapi itulah azas kewajaran,” kata Rifki.

Dikatakan Rifki, parkirnya mobil tersebut dari pagi hingga sore hari membuat potensi Marliana untuk mendapatkan kendaraan parkir lebih banyak menjadi sirna. Alhasil, pendapatan Marliana pada hari itu akan berkurang.

“Sementara parkir itu adalah mata pencahariannya untuk menafkahi keluarga. Sangat kita sayangkan kalau hal seperti ini pun harus diviralkan di media sosial,” ujarnya.

Oleh karena itu, Rifki Warisan menjelaskan, para jurnalis berinisiatif untuk menggalang dana bagi Marliana. Penggalangan dana ini murni sebagai rasa empati bagi pahlawan PAD (Pendapatan Asli Daerah) Kota Medan itu.

“Teman-teman jurnalis di DPRD Medan sepakat menggalang dana untuk Ibu Marliana. Semoga beliau tetap semangat dalam bekerja di usianya yang tidak lagi muda. Beliau merupakan salah satu dari sekian banyak Pahlawan PAD di Kota Medan,” ucapnya.

Senada dengan Rifki Warisan, wartawan DPRD Medan, Sumuang Nababan juga mengaku sangat menyayangkan peristiwa viralnya Marliana di media sosial.

“Bijaklah bermedia sosial. Tidak semua harus diviralkan, apalagi masyarakat kecil yang hanya mencari sesuap nasi,” tegas Sumuang.

Sumuang menuturkan, dirinya tidak ingin membahas siapa yang salah dan yang benar dalam masalah ini. Akan tetapi, setiap orang harus memiliki rasa empati kepada orang lain.

“Masih banyak yang bisa dilakukan selain memviralkan orang kecil seperti itu. Isilah konten-konten media sosial kita dengan konten-konten yang lebih bermanfaat dan mendidik,” tuturnya.

Sumuang juga memuji sikap Marliana yang mau meminta maaf di media sosial. Padahal menurutnya, apa yang dilakukan Marliana masih dalam batas wajar.

“Sikap Marliana yang berbesar hati untuk meminta maaf ini membuat rekan-rekan jurnalis benar-benar berempati. Mulai hari ini kami wartawan DPRD Medan menggalang dana untuk Marliana, kami juga mengajak wartawan lainnya di Kota Medan untuk melakukan langkah yang sama,” pungkasnya.

Seperti diketahui, Marliana Sihotang alias Butet (58), menangis tersedu-sedu menceritakan nasibnya yang direkam video oleh perangkat handphone milik pengendara mobil yang parkir di sekitar kantor Dinas Kebudayaan Kota Medan.

Usai direkam video, dirinya diviralkan di media sosial dengan menyebutkan dirinya sebagai petugas parkir yang kasar saat menagih yang parkir.

“Aku diviralkan orang di internet tanpa aku bisa membela diri, padahal aku tidak kasar meminta uang parkir sama dia (pengendara mobil yang parkir),” kata Marliana kepada wartawan. (dimitri)

Bagikan :

Share on facebook
Share on twitter
Share on google
Share on telegram
Share on whatsapp
Share on email
Share on print

Related Posts

Berita Terkini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *