Oleh: Ahmad Alwi Maulanasyah *)
DI sanalah ilmu pengetahuan digali, ide-ide dikembangkan, dan masa depan dibentuk. Namun, kenyamanan dan kelancaran proses belajar mengajar di kampus tak luput dari peran pentingnya kebersihan lingkungan. Pertanyaannya, kebersihan kampus tanggung jawab siapa?
Secara garis besar, kebersihan kampus merupakan tanggung jawab bersama, yang meliputi:
1. Pihak Universitas:
– Menyediakan fasilitas kebersihan: Universitas bertanggung jawab untuk menyediakan tempat sampah yang memadai, toilet yang bersih dan terawat, serta sarana prasarana kebersihan lainnya seperti sapu, pel, dan tempat cuci tangan.
– Melaksanakan program kebersihan: Universitas perlu mengadakan program kebersihan secara berkala, seperti penyapuhaan, pemungutan sampah, dan pembersihan selokan.
– Memberikan edukasi: Universitas dapat menyelenggarakan seminar, workshop, atau kampanye tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan kampus.
– Menyediakan petugas kebersihan: Jumlah petugas kebersihan haruslah memadai untuk memastikan kebersihan seluruh area kampus.
2. Dosen dan Staf Pengajar:
– Menjaga kebersihan ruang kelas: Dosen dan staf pengajar harus memastikan ruang kelas mereka selalu bersih dan rapi sebelum dan setelah digunakan.
– Mencontohkan perilaku yang baik: Dosen dan staf pengajar dapat menjadi contoh bagi mahasiswa dengan membuang sampah pada tempatnya, tidak merokok di sembarang tempat, dan menjaga kebersihan lingkungan kampus secara umum.
– Melibatkan mahasiswa dalam kegiatan kebersihan: Dosen dan staf pengajar dapat melibatkan mahasiswa dalam kegiatan kebersihan, seperti piket kelas atau kerja bakti.
3. Mahasiswa
– Menjaga kebersihan diri dan lingkungan: Mahasiswa bertanggung jawab untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekitarnya, seperti membuang sampah pada tempatnya, tidak merokok di sembarang tempat, dan menjaga kebersihan ruang kelas.
– Berpartisipasi dalam kegiatan kebersihan: Mahasiswa dapat berpartisipasi dalam kegiatan kebersihan yang diadakan oleh universitas atau organisasi mahasiswa.
– Meningkatkan kesadaran: Mahasiswa dapat meningkatkan kesadaran diri dan teman-teman mereka tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan kampus.
4. Masyarakat Sekitar:
– Menjaga kebersihan di sekitar kampus: Masyarakat sekitar kampus juga perlu menjaga kebersihan di lingkungan mereka, agar tidak mencemari lingkungan kampus.
– Membuang sampah pada tempatnya: Masyarakat sekitar kampus harus membuang sampah pada tempatnya dan tidak membuang sampah sembarangan di lingkungan kampus.
– Menjaga kelestarian lingkungan: Masyarakat sekitar kampus dapat membantu menjaga kelestarian lingkungan kampus dengan menanam pohon dan tidak merusak tanaman yang ada di lingkungan kampus.
Tentu, topik kebersihan kampus adalah hal yang penting dan sering kali menjadi perdebatan di banyak institusi pendidikan. Pertanyaan tentang siapa yang bertanggung jawab atas kebersihan kampus dapat menjadi kompleks, karena melibatkan berbagai faktor, seperti struktur organisasi, budaya kampus, kesadaran individu, dan sumber daya yang tersedia.
Mari kita bahas opini saya mengenai masalah ini.
Pertama-tama, penting untuk diingat bahwa kebersihan kampus tidak hanya masalah fisik, tetapi juga mencakup aspek-aspek seperti kesehatan lingkungan dan keamanan. Sebuah lingkungan belajar yang bersih dan teratur tidak hanya menciptakan suasana yang nyaman bagi mahasiswa, tetapi juga mempromosikan kesehatan dan produktivitas.
Oleh karena itu, menjaga kebersihan kampus adalah tanggung jawab bersama bagi seluruh komunitas kampus.
Dalam konteks ini, saya percaya bahwa tanggung jawab utama atas kebersihan kampus jatuh pada institusi itu sendiri, yaitu pihak pengelola kampus. Universitas atau institusi pendidikan memiliki kewajiban untuk menyediakan lingkungan yang aman dan sehat bagi mahasiswa, staf, dan pengunjung. Ini termasuk menyediakan fasilitas kebersihan yang memadai, seperti toilet yang bersih, tempat sampah yang cukup, dan akses ke air bersih.
Namun, tanggung jawab institusi tidak berarti bahwa mahasiswa, staf, dan fakultas tidak memiliki peran dalam menjaga kebersihan kampus. Mereka juga memiliki tanggung jawab untuk menjaga kebersihan lingkungan tempat mereka belajar, mengajar, dan bekerja. Ini mencakup hal-hal sederhana seperti membuang sampah pada tempatnya, membersihkan meja setelah digunakan, dan menghindari vandalisme.
Selain itu, penting untuk mempertimbangkan peran budaya kampus dalam menjaga kebersihan. Budaya kampus yang memprioritaskan kebersihan dan lingkungan yang bersih akan mendorong individu untuk bertindak dengan bertanggung jawab dalam hal tersebut.
Oleh karena itu, institusi pendidikan juga harus berperan dalam membangun budaya kampus yang peduli terhadap kebersihan.
Namun, seringkali tantangan dalam menjaga kebersihan kampus bukan hanya masalah kesadaran individu atau budaya kampus, tetapi juga keterbatasan sumber daya. Banyak institusi pendidikan menghadapi kendala dalam hal anggaran dan personel untuk memelihara kebersihan kampus.
Dalam hal ini, pemerintah daerah atau lembaga pengatur lainnya juga memiliki peran penting dalam memberikan dukungan finansial dan teknis kepada institusi pendidikan untuk menjaga kebersihan kampus. Selain itu, teknologi juga dapat menjadi sekutu dalam menjaga kebersihan kampus. Misalnya, penggunaan sistem manajemen fasilitas yang cerdas dapat membantu institusi mengidentifikasi area-area yang memerlukan perawatan lebih lanjut atau pengawasan lebih intensif.
Penggunaan teknologi juga dapat meningkatkan efisiensi dalam operasi kebersihan, seperti penggunaan robot pembersih atau sensor yang dapat mendeteksi kebersihan ruangan.
Penting juga untuk memperhatikan peran komunitas dalam menjaga kebersihan kampus. Komunitas kampus yang terdiri dari mahasiswa, staf, fakultas, dan bahkan warga sekitar memiliki kepentingan yang sama dalam menjaga lingkungan kampus yang bersih dan sehat.
Oleh karena itu, upaya kolaboratif antara berbagai pemangku kepentingan dapat sangat efektif dalam menjaga kebersihan kampus. Dalam hal ini, penting untuk membangun kesadaran dan mengedukasi anggota komunitas tentang pentingnya menjaga kebersihan kampus. Ini dapat dilakukan melalui kampanye penyuluhan, kegiatan sosial, atau program-program penghargaan untuk individu atau unit yang berperan dalam menjaga kebersihan kampus.
Dengan meningkatkan kesadaran dan memperkuat keterlibatan komunitas, kita dapat menciptakan lingkungan kampus yang lebih bersih dan lebih berkelanjutan.
Selain itu, penting untuk mencatat bahwa masalah kebersihan kampus juga terkait dengan isu-isu yang lebih luas, seperti kesenjangan sosial dan ketidaksetaraan akses terhadap fasilitas publik. Di banyak kasus, institusi pendidikan di daerah-daerah yang kurang mampu sering kali menghadapi tantangan yang lebih besar dalam menjaga kebersihan kampus karena keterbatasan sumber daya.
Oleh karena itu, penting untuk mengadopsi pendekatan yang inklusif dan berkeadilan dalam menjaga kebersihan kampus, dengan memperhatikan kebutuhan dan tantangan yang dihadapi oleh semua anggota komunitas.
Dalam rangka menjaga kebersihan kampus, kerjasama antara berbagai pemangku kepentingan sangatlah penting. Institusi pendidikan, individu, komunitas, dan pemerintah harus bekerja sama untuk menciptakan lingkungan kampus yang bersih, aman, dan nyaman bagi semua orang.
Dengan demikian, tanggung jawab atas kebersihan kampus seharusnya menjadi tanggung jawab bersama, yang melibatkan semua pihak yang terlibat dalam kehidupan kampus. **
*) Penulis adalah Mahasiswa Universitas Malikussaleh – Aceh