MEDAN, DELITIMES.ID – Persatuan Olahraga Petanque Indonesia (POPI) Sumut terus berbenah. Pembenahan tersebut antara lain, mempersiapkan atlet dengan matang secara serius jelang PON Aceh-Sumut 2024 mendatang, setelah tak dipertandingkan di PON Papua lalu.
Ketua Pengprov POPI Sumut, Dr dr Hj Liliana Puspasari SPd, MKes saat ditemui di ruang kerjanya didampingi Sekum DR Ibarahim Sembiring SPd MOR, Kamis (26/1/2023) mengatakan, pihaknya terus mempersiapkan diri agar nantinya dapat menorehkan prestasi gemilang walaupun cabor Petanque dipusatkan di Aceh dengan mempertandingkan 13 nomor lomba.
“Untuk itulah atlet POPI Sumut melakukan Pelatihan Daerah (Pelatda) yang dimulai pertengahan 2021 lalu. Namun pastinya sejak tahun 2020 walaupun dunia saat itu dilanda wabah Covid 19 sudah dilakukan. walaupun anak-anak diminta latihan secara mandiri,” kata Liliana serius.
Dikatakan, setelah gagal di Pra PON dan cabor petanque dicoret di PON Papua, maka POPI Sumut mulai bangkit lewat persiapan matang dengan jadwal latihan- latihan terukur
sehingga nantinya mampu membanggakan daerah ini lewat torehan medali emas.
“Memang kita akui ada kendala khususnya di para atlet Petanque Sumut. Apalagi tes fisik yang digelar KONI Sumut kemarin dinilai frekwensnya terlalu tinggi. Sementara atlet Petanque hanya mengandalkan tenaga tangan untuk melempat,” ucap Liliana yang diaminkan Ibrahim.
Lili kembali menambahkan, bahwa tes fisik kemarin kurang begitu direspon beberapa pengprov termasuk POPI Sumut sendiri. Sebab ketentuan tes bukan untuk atlet Petanque, tapi diwajibkan untuk mengikutinya, sehingga sedikit agak kesusahan. Artinya terlalu tinggi.
“Sementara bagi anak kita yang dibutuhkan adalah, tes fisik dan mental untuk bertanding,” tambah Liliana.
Selain itu, atlet Petanque Sumut juga sudah membuktikan kemampuan lewat Kejurnas Petanque yang digelar di Banten Oktober 2022 lalu, atlet POPI Sumut meraih tiga perak dan dua perunggu dengan enam putra-putri.
Sementara atlet yang masuk pembinaan program jangka pangjang KONI Sumut sebanyak lima putra-putri ditambah dua putra dan dua putri menjadi 14 atlet ditambah dua pelatih.
“Yang empat atlet tambahan itu, dibiayai oleh Pengprov POPI sendiri dengan tujuan agar semua nomor dapat diikuti nantinya. Dan yang dibiayai KONISU ada 10 orang,” katanya lagi.
Mengenai peningkatan, ya semakin bagus. Sebab dilihat dari tahun 2019 lalu dimana persiapan Pra PON yang tak jadi dipertandingkan jelang PON Papua lalu, sebenarnya dua emas satu perak dan dua perunggu sudah ditangan. Artinya POPI Sumut masuk 10 besar nasional.
Untuk itulah kita sudah mengajukan try out ke KONI Sumut minimal enam kali. Untuk keluar negeri yaitu, Thailand dan Malaysia ditambah try out dalam negeri. Maksimal tiga luar negeri dan tiga dalam negeri. Selain itu POPI Sumut juga minta ke KONI Sumut untuk memberikan kesempatan training camp di Thailand selama enam minggu guna lebih mematangkan persiapan dan kualitas atlet.
“Makanya untuk menghilangkan rasa kekesalan akibat cabor Petanque dicoret, kita seluruh pengurus sepakat melupakan masalah dengan peningkatan pembinaan untuk meraih hasil maksimal di PON Aceh-Sumut. Apalagi kita bersama Aceh tuan rumah sudah dipastikan lolos,” ujar Liliana penuh semangat mengakhiri.
Sementara Sekum DR Ibrahim Semhiring SPd MOR mengatakan, dengan kehadiran ibuk Lili di POPI Sumut sudah jelas akan menambah warna tersendiri bagi kami menjadikan cabor Petanque lebih dipandang lewat perhatian khusus yang diberikan beliau
“Apalagi bu Lili sendiri tak sungkan-sungkan merogoh kantongnya sendiri demi lancarnya pembinaan atlet Petanque Sumut dimana disediakannya mes atlet, catering, poding bahkan uang saku juga diberi,” kata Ibrahim serius.
Apalagi untuk PON Aceh-Sumut 2024 msndatang, saingan Sumut tak begitu berat mengingat hanya ada enam provinsi. Tapi belum bisa disebutkan karena ketahuannya setelah Pra PON pada Juni 2023 mendatang.
“Sedangkan saingan terberat Sumut datangnya dari Aceh dan Jatim. Apalagi saat Pra PON 2019 lalu Aceh juara umum meraih tiga emas, satu perak dan dua perunggu. Sedangkan Jatim diposisi kedua dengan tiga emas dan dua perunggu. Sementara Sumut diposisi ketiga dengan dua emas dan satu perak,” ucap Ibrahim.
Sementara nomor unggulan ada di Singel Man dan Single Women, sebab setelah disepakati dari hasil tes fisik kemarin, POPI Sumut menargetkan dua medali emas.
“Kenapa kita menargetkan dua emas, sebab berdasarkan dari analisis dari hasil Kejurnas dan Pr PON dimana single man meraih satu perak. Sedangkan single women meraih satu perunggu, tapi saat ditanya KONI Sumut, kita menargetkan dua emas itu lain dinomor beregu dan anak-anak yang punya target tersendiri,” pungkas Ibrahim mengakhiri. (dimitri)