JAKARTA, DELITIMES.ID – Dewan Pimpinan Pusat Pemuda Nusantara Bersatu Untuk Rakyat (DPP PENABUR) menanggapi kritik yang dilontarkan Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (FORMAPPI) terkait agenda Fit and Proper Test (Uji Kepatutan dan Kelayakan) calon anggota BPK yang akan digelar Komisi XI DPR RI, Senin (19/9/2022).
Ketua Umum DPP PENABUR, Saut Haornas Sagala menilai lucu pernyataan peneliti Formappi, Lucas Karus, yang mengaku terkejut dengan agenda Uji Kepatutan dan Kelayakan Calon Anggota BPK RI tersebut.
“Aneh sekaligus menjadi sangat lucu. Pernyataan terkejut itu justru belunder bagi eksistensi dan kredibilitas lembaga Formappi yang nota bene mestinya paling tahu tentang kondisi Parlemen,” ucap Saut Haornas Sagala kepada wartawan, Senin (19/9/2022) pagi.
Menurut Saut lagi, Formappi, khususnya sang peneliti Lucas Karus harusnya malu mengeluarkan pernyataan terkejut dengan agenda DPR RI tersebut.
“Itu sama saja ibarat pribahasa menepuk air didulang terpercik muka sendiri. Harusnya sebagai lembaga yang berkonsentrasi memantau dan mengawasi Parlemen (Dewan Perwakilan Rakyat), dari Formappi lah justru diharapkan adanya perbincangan publik terkait rencana uji kepatutan dan kelayakan calon anggota BPK itu. Bukan malah menuding DPR yang seolah sengaja tak ada melibatkan publik. Apa guna Formappi? Jangan malah terkesan membranding citra DPR negatif?. Penabur tak terima dengan cara-cara demikian,” tegas Saut.
Lebih jauh Saut memaparkan, seleksi atau uji kepatutan dan kelayakan calon anggota BPK RI yang diagendakan hari ini, Senin (19/9), tak terlepas dari fit and profer test calon anggota BPK RI sebelumnya yang digelar pada 17 Maret 2022, lalu.
“Dan Formappi mestinya banyak membuka situs berita, pada 10 Juni 2022 lalu sudah banyak pemberitaan, bahwa DPR memerlukan masukan dan saran dari masyarakat terhadap 10 nama calon anggota BPK RI 2022-2027. Ada nama: Ahmadi Noor Supit, Izhari Mawardi, Nugroho Agung Wijoyo, Rachmat Manggala Purba, Tjipta Purwita, Abdul Rahman Farizi, Wahyu Sanjaya, Anggito Abimanyu, Dori Santosa, dan Erryl Prima Putera Agoes. Nama-nama tersebut dipilih berdasarkan Keputusan Rapat Internal Komisi XI DPR yang membidangi keuangan dan perbankan pada 12 Januari 2022. Malahan sudah diberitakan satu di antara 10 calon, yaitu Anggito Abimanyu mengendurkan diri dari pencalonan. Jadi bukalah situs-situs berita nasional, sudah sangat terbuka dan transparan. Kok malah Formappi terkejut, jadi lucu kan?” ulas Saut menerangkan.
Selain itu, Saut juga menyinggung pernyataan peneliti Formappi Lucias Karus yang menyebut potensi hasil akhir anggota BPK berlatarbelakang kader parpol yang kemungkinan besar akan terpilih.
“Seolah macam baru hari ini saja pemilihan anggota BPK. Sebelumnya-sebelumnya kemana saja Formappi? Saat Isma Yatun dan Haerul Saleh ditetapkan dalam Rapat Paripurna DPR pada 29 Maret 2022 menjadi anggota BPK RI? Kedua nama itu kan juga berlatarbelakang kader parpol, bahkan mantan anggota DPR RI?, terus opini apa lagi yang hendak dibentuk pada fit and profer test anggota BPK hari ini?. Sudah lah kita ini negara demokrasi, harusnya yang dipersoalkan itu hulunya bukan hilir, aturannya yang disoal, bukan malah proses yang sudah berulang-ulang digiring lagi untuk diperdebatkan, tak ada gunanya itu, habis energi bangsa ini,” pungkasnya. (red)