Hadapi PON 2024, PJSI Siapkan 10 Atlet di Pelatda, Tiga di Pelatnas

Bagikan :

Share on facebook
Share on twitter
Share on google
Share on telegram
Share on whatsapp
Share on email
Share on print

MEDAN, DELITIMES.ID – Setelah terdata nama-nama 12 orang atlet dipanggil Pelatihan Nasional (Pelatnas) dan satu Pelatihan Daerah jangka panjang KONI Sumut, maka Persatuan Judo Seluruh Indonesia (PJSI) Sumut terus meningkatkan ritme latihan.

Adapun latihan prioritas yang wajib diikuti atlet yaitu, fisik dan tehnik dasar, tehnik pertandingan dan taktik bertanding. Sebab fisik dan tehnik serta taktik terus dilakukan pagi sore baik itu pukulan menjatuhkan lawan dan sebagainya.

Sebab ketiga aspek tersebut sangat dibutuhkan dalam bertanding yang baik sesuai dengan peraturan yang berlaku di cabor judo. Makanya terapkan latihan 50 persen fisik dan 50 persen tehnik. Selanjutnya 40 persen fisik dan 40 persen tehnik.

“Dan terbukti baru beberapa persen saja diterapkan latihan fisik dan tehnik serta taktik, anak-anak sudah meraih predikar juara dua ajang yaitu, Kemenpora Agustus 2021 meraih 1 emas dan 1 perunggu. Sedangkan di Jakarta Internasional Open 2022 yang baru saja usai kemarin, pejudo Sumut meraih 2 emas, 1perak dan 2 perunggu,” kata kepala pelatih Jhosef Yus didampingi Eka Setiawirawan Siregat di Padepokan Judu Jalam Gaharu Medan, Kamis (6/12/2022).

Dikatakan, dari hasil di event Kemenegpora Open, tiga pejudo Sumut dipanggil mengikuti Pelatihan Nasional (Pelatnas) di Jakarta yaitu, Helena Susien, Nanda Olivia Banurea, Winner Panggabean.

Menurut Yosef, dipanggilnya ketiga pejudonya ke Pelatnas merupakan langkah bagus bagi pejudo lainnya agar berlatih lebih serius lagi, sehingga bisa berbicara pada PON Aceh-Sumut 2024 mendatang.

Yosef Kembali dikatakan, dengan materi yang dimiliki PJSI Sumut saat ini, ia optimis bisa meraih 2 medali emas di PON Aceh-Sumut nanti. Namun disamping itu, ia selaku pelatih kepala tetap menekankan kepada atlet harus ada peningkatan dalam berlatih agar mampu melaju kejenjang yang lebih baik kedepan. ke Se
.
“Sebenarnya harapan kita bagi atlet yang masuk Pelatnas, harus bisa berlaga di Asean Games. Sementara kalau berbicara PON, atlet yang sudah meraih emas harus bisa dipertahankan. Sedangkan peraih perak harus bisa memperoleh medali emas dan peraih perunggu juga harus dapat perak,”ucap Yosef serius.
.
Tapi menurutnya, keberhasilan tak terlepas dari dukungan semua pihak terutama dari KONI Sumut. Sebab KONI Sumut hanya menargetkan tujuh atlet untuk dilibatkan pada Pelatda. Sementara PJSI Sumut sendiri sudah menyiapkan sebanyak 15 atlet.

“Artinya peningkatan mutu atlet judo daerah ini sudah mulai bangkit kembali, dimana adanya perubahan dalam latihan yang diterapkan pada atlet,” tambahnya.

Disinggung jam latihan, Yosef mengatakan, 10 sampai 11 kali dalam seminggu pagi sore mengingat saingan harus dilumpuhkan seperti dari, DKI Jakarta, Jabar, Jateng dan Jatim serta Pulau Bali.

“Untuk itulah, JSI Sumut membutuhksn trayout seperti ke Jepang, Taiwan dan Korea agar ada sparing fatner. Sebab keunggulan atlet dari Pulau Jawa dan Bali, mereka memiliki sparing patner lewat berbagai event yang mereka gelar secara rutin,” kata Yosef mengakhiri. (dimitri)

Bagikan :

Share on facebook
Share on twitter
Share on google
Share on telegram
Share on whatsapp
Share on email
Share on print

Related Posts

Berita Terkini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Hadapi PON 2024, PJSI Siapkan 10 Atlet di Pelatda, Tiga di Pelatnas

MEDAN, DELITIMES.ID – Setelah terdata nama-nama 12 orang atlet dipanggil Pelatihan Nasional (Pelatnas) dan satu Pelatihan Daerah jangka panjang KONI Sumut, maka Persatuan Judo Seluruh Indonesia (PJSI) Sumut terus meningkatkan ritme latihan.

Adapun latihan prioritas yang wajib diikuti atlet yaitu, fisik dan tehnik dasar, tehnik pertandingan dan taktik bertanding. Sebab fisik dan tehnik serta taktik terus dilakukan pagi sore baik itu pukulan menjatuhkan lawan dan sebagainya.

Sebab ketiga aspek tersebut sangat dibutuhkan dalam bertanding yang baik sesuai dengan peraturan yang berlaku di cabor judo. Makanya terapkan latihan 50 persen fisik dan 50 persen tehnik. Selanjutnya 40 persen fisik dan 40 persen tehnik.

“Dan terbukti baru beberapa persen saja diterapkan latihan fisik dan tehnik serta taktik, anak-anak sudah meraih predikar juara dua ajang yaitu, Kemenpora Agustus 2021 meraih 1 emas dan 1 perunggu. Sedangkan di Jakarta Internasional Open 2022 yang baru saja usai kemarin, pejudo Sumut meraih 2 emas, 1perak dan 2 perunggu,” kata kepala pelatih Jhosef Yus didampingi Eka Setiawirawan Siregat di Padepokan Judu Jalam Gaharu Medan, Kamis (6/12/2022).

Dikatakan, dari hasil di event Kemenegpora Open, tiga pejudo Sumut dipanggil mengikuti Pelatihan Nasional (Pelatnas) di Jakarta yaitu, Helena Susien, Nanda Olivia Banurea, Winner Panggabean.

Menurut Yosef, dipanggilnya ketiga pejudonya ke Pelatnas merupakan langkah bagus bagi pejudo lainnya agar berlatih lebih serius lagi, sehingga bisa berbicara pada PON Aceh-Sumut 2024 mendatang.

Yosef Kembali dikatakan, dengan materi yang dimiliki PJSI Sumut saat ini, ia optimis bisa meraih 2 medali emas di PON Aceh-Sumut nanti. Namun disamping itu, ia selaku pelatih kepala tetap menekankan kepada atlet harus ada peningkatan dalam berlatih agar mampu melaju kejenjang yang lebih baik kedepan. ke Se
.
“Sebenarnya harapan kita bagi atlet yang masuk Pelatnas, harus bisa berlaga di Asean Games. Sementara kalau berbicara PON, atlet yang sudah meraih emas harus bisa dipertahankan. Sedangkan peraih perak harus bisa memperoleh medali emas dan peraih perunggu juga harus dapat perak,”ucap Yosef serius.
.
Tapi menurutnya, keberhasilan tak terlepas dari dukungan semua pihak terutama dari KONI Sumut. Sebab KONI Sumut hanya menargetkan tujuh atlet untuk dilibatkan pada Pelatda. Sementara PJSI Sumut sendiri sudah menyiapkan sebanyak 15 atlet.

“Artinya peningkatan mutu atlet judo daerah ini sudah mulai bangkit kembali, dimana adanya perubahan dalam latihan yang diterapkan pada atlet,” tambahnya.

Disinggung jam latihan, Yosef mengatakan, 10 sampai 11 kali dalam seminggu pagi sore mengingat saingan harus dilumpuhkan seperti dari, DKI Jakarta, Jabar, Jateng dan Jatim serta Pulau Bali.

“Untuk itulah, JSI Sumut membutuhksn trayout seperti ke Jepang, Taiwan dan Korea agar ada sparing fatner. Sebab keunggulan atlet dari Pulau Jawa dan Bali, mereka memiliki sparing patner lewat berbagai event yang mereka gelar secara rutin,” kata Yosef mengakhiri. (dimitri)

Bagikan :

Share on facebook
Share on twitter
Share on google
Share on telegram
Share on whatsapp
Share on email
Share on print

Related Posts

Berita Terkini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *