Politisi Partai Demokrat Borkat Hasibuan Sedih, Masyarakat Jadi Terbebani Kenaikan Harga BBM

Bagikan :

Share on facebook
Share on twitter
Share on google
Share on telegram
Share on whatsapp
Share on email
Share on print

MEDAN, DeliTimes.id –  Politisi Borkat Hasibuan sedih karena kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang diumumkan Sabtu siang (3/9) membuat masyarakat menjadi berat dan diprediksi menjadi kesusahan secara ekonomi memenuhi kebutuhannya.

Borkat yang Wakil Direktur Eksekutif DPD Partai Demokrat Sumatera Utara ini kepada wartawan di Medan, Minggu (4/9) prihatin dan menyesalkan kenaikan harga BBM tersebut dan mengaku wajar bila hampir seluruh lapisan masyarakat menolak dan memprotes kenaikan tersebut.

“Kenaikan harga BBM ini terkesan dipaksakan dan kita harap pemerintah meninjau ulang kebijakan tersebut mengingat besarnya aspirasi masyarakat menyuarakan penolakan,” kata Borkat yang juga Ketua DPD FKKGD Propinsi Sumatera Utara ini.

Sebagaimana diketahui kebijkan pemerintah menetapkan harga baru BBM jenis solar, pertalite, dan pertamax hari Sabtu (3/9). Harga BBM jenis solar dari Rp 5.150 naik menjadi Rp 6.800 per liter, pertalite dari Rp 7.650 naik menjadi Rp 10.000/liter, dan pertamax Rp 12.500 naik jadi Rp 14.500/liter. Harga baru tersebut berlaku mulai pukul 14.30 WIB hari Sabtu.

Borkat mengetahui kenaikan harga BBM ini dilakukan dengan pertimbangan harga minyak dunia hingga kini masih bertengger di atas US $ 100 per barel. Jika dibiarkan, akan mengganggu alokasi subsidi di APBN yang sekarang tercacat Rp 502 triliun dan bisa membengkak menjadi Rp 609 triliun.

Namun Borkat yang juga Ketua DPD Forum Komunikasi kaderisasi Generasi Demokrasi (FKKGD) Sumatera Utara ini memandang kenaikan ini dalam perspektif lain terutama dampak yang akan dirasakan masyarakat, yang diprediksi jauh lebih besar dibanding jika kenaikan tersebut dipaksakan.

Diakuinya saat ini masyarakat sudah terpukul dengan rentetan dampak persoalan yang belum kunjung tuntas, yakni harga migor yang meski sudah berganti menteri dan cabai belum juga stabil, dan terakhir pandemi Covid-19.

“Seyogyanya pemerintah menuntaskan permasalahan itu dulu dan harusnya itu yang diprioritaskan. Kenaikan beberapa komponen bisa memicu inflasi, apalagi migor dan BBM naik diperkirakan akan terjadi inflasi karena harga-harga akan merangkak naik dan rakyat terpukul dan akan menangis lagi,” ujarnya.

Meski begitu masyarakat tetap tenang dan senantiasa memberi kepercayaan kepada jalur formal untuk menyampaikan aspirasi serta menyuarakan hal yang sama secara elegan menyuarakan menolak kenaikan harga BBM. (ist/ehm)

Bagikan :

Share on facebook
Share on twitter
Share on google
Share on telegram
Share on whatsapp
Share on email
Share on print

Related Posts

Berita Terkini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Politisi Partai Demokrat Borkat Hasibuan Sedih, Masyarakat Jadi Terbebani Kenaikan Harga BBM

MEDAN, DeliTimes.id –  Politisi Borkat Hasibuan sedih karena kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang diumumkan Sabtu siang (3/9) membuat masyarakat menjadi berat dan diprediksi menjadi kesusahan secara ekonomi memenuhi kebutuhannya.

Borkat yang Wakil Direktur Eksekutif DPD Partai Demokrat Sumatera Utara ini kepada wartawan di Medan, Minggu (4/9) prihatin dan menyesalkan kenaikan harga BBM tersebut dan mengaku wajar bila hampir seluruh lapisan masyarakat menolak dan memprotes kenaikan tersebut.

“Kenaikan harga BBM ini terkesan dipaksakan dan kita harap pemerintah meninjau ulang kebijakan tersebut mengingat besarnya aspirasi masyarakat menyuarakan penolakan,” kata Borkat yang juga Ketua DPD FKKGD Propinsi Sumatera Utara ini.

Sebagaimana diketahui kebijkan pemerintah menetapkan harga baru BBM jenis solar, pertalite, dan pertamax hari Sabtu (3/9). Harga BBM jenis solar dari Rp 5.150 naik menjadi Rp 6.800 per liter, pertalite dari Rp 7.650 naik menjadi Rp 10.000/liter, dan pertamax Rp 12.500 naik jadi Rp 14.500/liter. Harga baru tersebut berlaku mulai pukul 14.30 WIB hari Sabtu.

Borkat mengetahui kenaikan harga BBM ini dilakukan dengan pertimbangan harga minyak dunia hingga kini masih bertengger di atas US $ 100 per barel. Jika dibiarkan, akan mengganggu alokasi subsidi di APBN yang sekarang tercacat Rp 502 triliun dan bisa membengkak menjadi Rp 609 triliun.

Namun Borkat yang juga Ketua DPD Forum Komunikasi kaderisasi Generasi Demokrasi (FKKGD) Sumatera Utara ini memandang kenaikan ini dalam perspektif lain terutama dampak yang akan dirasakan masyarakat, yang diprediksi jauh lebih besar dibanding jika kenaikan tersebut dipaksakan.

Diakuinya saat ini masyarakat sudah terpukul dengan rentetan dampak persoalan yang belum kunjung tuntas, yakni harga migor yang meski sudah berganti menteri dan cabai belum juga stabil, dan terakhir pandemi Covid-19.

“Seyogyanya pemerintah menuntaskan permasalahan itu dulu dan harusnya itu yang diprioritaskan. Kenaikan beberapa komponen bisa memicu inflasi, apalagi migor dan BBM naik diperkirakan akan terjadi inflasi karena harga-harga akan merangkak naik dan rakyat terpukul dan akan menangis lagi,” ujarnya.

Meski begitu masyarakat tetap tenang dan senantiasa memberi kepercayaan kepada jalur formal untuk menyampaikan aspirasi serta menyuarakan hal yang sama secara elegan menyuarakan menolak kenaikan harga BBM. (ist/ehm)

Bagikan :

Share on facebook
Share on twitter
Share on google
Share on telegram
Share on whatsapp
Share on email
Share on print

Related Posts

Berita Terkini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *