Ribuan Petani Sampali Geruduk Kantor Nusa Dua Properti, Ancaman Banjir Darah Jika Perusahaan Meneruskan Teror dan Intimidasi ke Warga

Bagikan :

Share on facebook
Share on twitter
Share on google
Share on telegram
Share on whatsapp
Share on email
Share on print

SAMPALI, DELITIMES.ID – Ribuan masyarakat petani yang tergabung dalam Gabungan Kelompok Tani Masyarakat Nusantara menggeruduk kantor PT Nusa Dua Properti (NDP) di Sampali, Perxut Sei Tuan, Deli Serdang, mengecam teror dan inrimidasi kepasa masyarakat pemilik lahan.

Aksi demo dari berbagai elemen masyarakat dan petani, Senin (1/4/2024) ke perusahaan yang merupakan anak usaha PTPN2 tersebut, atas keresahan bahwa pihak perusahaan telah melakukan perbuatan-perbuatan melawan hukum dalan upaya menguasai lahan seluas 860 hektare yang dimiliki masyarakat petani di Dusun I sampai Dusun 24 Desa Sampali.

Aksi dipimpin Kerua Gabungan Kelompok Tani Masyarakat Nusantara Ustadz Muhammad Dahrul Yusuf, Sekretaris Rizal dan para ketua kelompok tani yang masing-masing mengerahkan para anggotanya yang membentangkan spanduk-spanduk serta poster berisi tuntutan.

Dalam aksi yang dikawal aparat kepolisian serta sekuriti PT NDP tersebut, pimpinan aksi san para orator bergantian meneriakkan runrutan mereka.

Intinya, Ustadz Darhrul memaparkan, bahwa mereka menyampaikan enam petisi yang ditujukan kepada pihak-pihak yang berkepentingan terkait konflik agraria ini.

“Yang pertama, bahwa negara harus berpihak kepada masyarakat kecil bukan kepada kapitalis, dan pemanfaatan tanah harus sungguh-sungguh dalam upaya menyejahterakan rakyat,” katanya.

Yang kedua, mereka menganggap PTPN2 yang telah merger di bawah Holding Perkebunan di dalam sub hilding Supporting.co per 1 Desember 2023, sehingga PT NDP tidak mempunyai kewenangan secara yuridis terhadap lahan yang telah nenjadi perkampungan selama puluhan tahun.

“Kami sebagai warga negara RI  yang dilindungi konstitusi dan undang-undang juga berhak  atas kepemilikan lahan,” tegas Dahrul.

Desakan disampaikan kepada Pemerintah Provinsi Sumatera Utara untuk menjelaskan secara transparan tentang mana lokasi yang telah dikeluarkan dari HGU PTPN2 seluas 5.873,06 hektare.

“Tindakan dan perbuatan PT NDP yang melakukan teror dan intimidasi kepada warga masyarakat Desa Sampali adalah perbuatan melawan hukum” kecamnya.

Terlebih, soal pembayaran kepada masyarakat yang dilakukan PTPN2 maupun PT NDP dengan dalih tali asih tidak sesuai UU, dan diperranyakan sumber dana tali asih tersebut, yang ditengarai merupakan uang dari pengembang.

“Karenanya, kami mendesak KPK mengusut tuntas dugaan korupsi yang dilakukan PTPN2 dan PT NDP dikarenakan pengambilan lahan relah melanggar UU,” serunya.

Sementara iru, Rizal dalam orasinya antara lain mengkhawatirkan aksi-aksi teror dan intimidasi yang dilakukan pihak perusahaan yang diduga ditunggangi kapitalis bisa memicu kejadian yang lebih buruk.

“Kami khawatirkan terjadi pertumpahan darah, jika ini terjadi maka PTPN2 dan PT NDP harus bertanggung jawab,” tegas Rizal.

Aksi yang berlangsung sejak pukul 09.00 berakhir pukul 11.00 WIB, dari amatan tidak ada pihak pimpinan perusahaan yang menemui massa.

Walau berlangsung dalam kondisi cuaca panas terik, namun massa bisa tetap menahan diri agar ridak melakukan hal-hal anarkhis dan membubarkan diri aecara tertib.

Meski begitu, Rizal memastikan bahwa aksi mereka tidak akan berhenti di sini.

“Kami pastikan akan terus berjuang, dan akan menurubkan massa lebih banyak jika pihak perusahaan mengabaikan aspirasi kami,” tegas  Rizal. (ehm)

Bagikan :

Share on facebook
Share on twitter
Share on google
Share on telegram
Share on whatsapp
Share on email
Share on print

Related Posts

Berita Terkini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ribuan Petani Sampali Geruduk Kantor Nusa Dua Properti, Ancaman Banjir Darah Jika Perusahaan Meneruskan Teror dan Intimidasi ke Warga

SAMPALI, DELITIMES.ID – Ribuan masyarakat petani yang tergabung dalam Gabungan Kelompok Tani Masyarakat Nusantara menggeruduk kantor PT Nusa Dua Properti (NDP) di Sampali, Perxut Sei Tuan, Deli Serdang, mengecam teror dan inrimidasi kepasa masyarakat pemilik lahan.

Aksi demo dari berbagai elemen masyarakat dan petani, Senin (1/4/2024) ke perusahaan yang merupakan anak usaha PTPN2 tersebut, atas keresahan bahwa pihak perusahaan telah melakukan perbuatan-perbuatan melawan hukum dalan upaya menguasai lahan seluas 860 hektare yang dimiliki masyarakat petani di Dusun I sampai Dusun 24 Desa Sampali.

Aksi dipimpin Kerua Gabungan Kelompok Tani Masyarakat Nusantara Ustadz Muhammad Dahrul Yusuf, Sekretaris Rizal dan para ketua kelompok tani yang masing-masing mengerahkan para anggotanya yang membentangkan spanduk-spanduk serta poster berisi tuntutan.

Dalam aksi yang dikawal aparat kepolisian serta sekuriti PT NDP tersebut, pimpinan aksi san para orator bergantian meneriakkan runrutan mereka.

Intinya, Ustadz Darhrul memaparkan, bahwa mereka menyampaikan enam petisi yang ditujukan kepada pihak-pihak yang berkepentingan terkait konflik agraria ini.

“Yang pertama, bahwa negara harus berpihak kepada masyarakat kecil bukan kepada kapitalis, dan pemanfaatan tanah harus sungguh-sungguh dalam upaya menyejahterakan rakyat,” katanya.

Yang kedua, mereka menganggap PTPN2 yang telah merger di bawah Holding Perkebunan di dalam sub hilding Supporting.co per 1 Desember 2023, sehingga PT NDP tidak mempunyai kewenangan secara yuridis terhadap lahan yang telah nenjadi perkampungan selama puluhan tahun.

“Kami sebagai warga negara RI  yang dilindungi konstitusi dan undang-undang juga berhak  atas kepemilikan lahan,” tegas Dahrul.

Desakan disampaikan kepada Pemerintah Provinsi Sumatera Utara untuk menjelaskan secara transparan tentang mana lokasi yang telah dikeluarkan dari HGU PTPN2 seluas 5.873,06 hektare.

“Tindakan dan perbuatan PT NDP yang melakukan teror dan intimidasi kepada warga masyarakat Desa Sampali adalah perbuatan melawan hukum” kecamnya.

Terlebih, soal pembayaran kepada masyarakat yang dilakukan PTPN2 maupun PT NDP dengan dalih tali asih tidak sesuai UU, dan diperranyakan sumber dana tali asih tersebut, yang ditengarai merupakan uang dari pengembang.

“Karenanya, kami mendesak KPK mengusut tuntas dugaan korupsi yang dilakukan PTPN2 dan PT NDP dikarenakan pengambilan lahan relah melanggar UU,” serunya.

Sementara iru, Rizal dalam orasinya antara lain mengkhawatirkan aksi-aksi teror dan intimidasi yang dilakukan pihak perusahaan yang diduga ditunggangi kapitalis bisa memicu kejadian yang lebih buruk.

“Kami khawatirkan terjadi pertumpahan darah, jika ini terjadi maka PTPN2 dan PT NDP harus bertanggung jawab,” tegas Rizal.

Aksi yang berlangsung sejak pukul 09.00 berakhir pukul 11.00 WIB, dari amatan tidak ada pihak pimpinan perusahaan yang menemui massa.

Walau berlangsung dalam kondisi cuaca panas terik, namun massa bisa tetap menahan diri agar ridak melakukan hal-hal anarkhis dan membubarkan diri aecara tertib.

Meski begitu, Rizal memastikan bahwa aksi mereka tidak akan berhenti di sini.

“Kami pastikan akan terus berjuang, dan akan menurubkan massa lebih banyak jika pihak perusahaan mengabaikan aspirasi kami,” tegas  Rizal. (ehm)

Bagikan :

Share on facebook
Share on twitter
Share on google
Share on telegram
Share on whatsapp
Share on email
Share on print

Related Posts

Berita Terkini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *