MEDAN – Wakil Rektor Bidang Mutu Sumber Daya Manusia UMA, Assoc Prof Dr Dedi Sahputra, MA, menerangkan, menulis dapat membuat usia menjadi lebih panjang. Tulisan yang bermanfaat bagi orang banyak, akan terus memberikan manfaat bagi orang lain, meskipun penulisnya sudah tiada.
Hal itu dikatakan Dedi saat menjadi pembicara dalam Sekolah Jurnalisme Indonesia (SJI) yang digelar PWI dan Kemendikbudristek RI di Hotel Grand Inna Medan, Senin (23/9).
“Beruntunglah sebagai seorang wartawan, sehari-hari pekerjaan menulis. Setiap hari punya peluang memperpanjang usia,” ungkapnya.
Dalam kelas pertama SJI di Sumatera Utara (Sumut) itu, Dedi menyampaikan materi terkait filosofi profesi wartawan. Diantaranya, filosofi Benyamin Samuel Bloom, Taksonomi Bloom. Yakni cara berpikir level bawah dan kemampuan berpikir level atas.
“Bagaimana suatu kelompok melihat pekerjaannya berdasarkan nilai-nilai yang dianut. Nilai ini yang membuat mereka tegak berdiri, termasuk profesi wartawan,” imbuhnya.
Ia menjelaskan berita tidak hanya berbasis fakta, tapi juga data. Sehingga, dinamika informasi harus diikuti terus.
Menurut Dedi, ada 4 karakter yang harus dimiliki oleh seorang wartawan. Yang pertama skeptis, ragu akan segala hal.
“Seperti Nazwa Shihab, dia tidak akan dapat memberikan pertanyaan-pertanyaan yang menohok kepada narasumber jika tidak berpikir skeptis,” paparnya.
Selain berpikir skeptis, wartawan juga harus bertindak dan langsung turun untuk memverifikasi fakta dan mendapatkan data. Selain itu, wartawan juga harus berlaku dinamis dan yang terakhir memiliki nilai seni.
“Tidak dapat kita pungkiri, dahulu wartawan banyak dari seniman,” sebutnya.
Begitu juga 9 prinsip yang harus dimiliki oleh wartawan. Yakni kewajiban pada kebenaran; loyalitas pertama pada masyarakat; disiplin verifikasi; kebebasan; memantau kekuasaan; memberi ruang untuk kritik dan aspirasi publik; upaya membuat hal yang penting menjadi menarik; menjaga berita tetap proposional dan komprehensif dan terakhir, kewajiban utama pada hati nurani. (ts)