BANDUNG, DeliTimes.id – Pekan Seni Olah Raga Nasional 1 (PESONA) antar Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) dan Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri (PTKN) yang berlangsung di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung mulai tanggal 8-13 Agustus 2022, resmi ditutup Jumat malam oleh Wakil Menteri Agama RI Dr H Zainut Tauhid Saa’di, M.Si,.
Acara penutupan ihadiri pula Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily, Dirjen Pendis Prof. Dr. Ali Ramdani, Derektur Pendis Prof Suyittno, Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung dan seluruh Rektor, Wakil Rektor/Waket III PTKIN se Indonesia dan undangan yang hadir.
Beberapa hari sebelumnya PESONA dibuka oleh Menteri Agama RI H Yaqut Cholil Qaumas.
Ajang dua tahunan ini berhasil mengantar kesuksesan UIN Sunan Gunung Djati sebagai tuan rumah sekaligus juara umum PESONA 1 yang diikuti sebanyak 62 kontingen terdiri dari 58 PTKIN dan 4 kontingen PTKN Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI).
Dr. H. Nispul Khoiri, M.Ag, selaku WR III dan sekaligus Pimpinan Kontingen UIN Sumatera Utara, mengatakan PESONA tidak hanya sebatas membangun dan memperkuat silaturrahim antar PTKIN – PTKN dalam semangat spirit of harmoni, tetapi juga mendorong dan mengangkat potensi prestasi non akademik mahasiswa di lingkungan PTKIN – PTKN Kemenag RI termasuk UINSU sebagai salah satu kontingen.
“PESONA ini merupakan proses eksplorasi, mengangkat dan sekaligus uji talenta potensi seni dan olahraga yang dimiliki oleh semua mahasiswa PTKIN – PTKN.
Proses pemberhasilan itu sangat didukung sekali anggaran besar,” katanya.
Bicara olah raga dan seni bicara biaya besar karena terkait dengan sarana prasarana pendukung dan lainnya untuk itu.
“Selain pembiayaan juga rekrutmen yang terukur, pembinaan yang baik, semangat tinggi, perhatian dan motivasi pimpinan serta dukungan seluruh civitas akademik. Semua unsur ini mutlak menjadi indikator penting kebutuhan dari sebuah keberhasilan kompetisi sepeti PESONA,” katanya lagi.
Dikatakan, UINSU memiliki potensi besar terhadap prestasi non akademik (Olah raga – Seni) yang ada, mengingat jumlah mahasiswa UINSU saat ini relatif cukup besar telah mencapai 36.000 mahasiswa.
“Saya yakin seluruh potensi seni dan olah raga itu dimiliki oleh mahasiswa kita. Karena itu, UINSU tidak saja mendorong prestasi akademik, tetapi juga sudah saatnya mendorong prestasi non akademik secara maksimal dan sistemik. Segala potensi talenta-talenta seni dan olah raga yang dimiliki mahasiswa harus diangkat, didorong, dibina sehingga melahirkan atlet-atlet berhasil baik pada ajang nasional maupun internasional,” sambung Nispul.
Bahkan sudah seharusnya kita memperhatikan potensi-potensi talenta terbaik itu mulai pada tingkat pendidikan menengah seperti tingkat Aliyah, SMA dan sejenisnya untuk diajak masuk menjadi mahasiswa UINSU.
“Selama ini UINSU sudah memiliki program sosialisasi, ke depan paradigma program ini harus kita ubah, tidak saja sebatas sosialisasi tetapi juga pencarian talenta siswa berprestasi untuk ditawarkan masuk ke UINSU dengan pemberian beasiswa sebagaimana telah dilakukan oleh PTKIN – PTKN lainnya, selanjutnya tinggal pembinaan saja,” paparnya.
Ajang PESONA 1 ini, selain penguatan silaturrahim antara PTKIN – PTKN juga menjadi uji talenta yang ada.
“Kami selaku pimpinan UINSU memberikan ruang kepada atlet-atlet mahasiswa untuk melihat, merekam dan menjajal talenta yang ada pada PESONA 1 di Bandung. Maka kita bawa dan ikutkan sebanyak 66 atlet pada seluruh cabang olah raga dan seni yang dipertandingkan setelah dilakukan proses rekrutmen dan pembinaan oleh panitia yang ditunjuk UINSU yang diketuai oleh Prof. Dr. Abdurrahman dan kawan-kawan yang telah bekerja maksimal dalam beberapa bulan ini. Artinya kita berikan hak mahasiswa dalam pentas prestasi non akademik ini, walaupun berimplikasi kepada peningkatan pembiayaan,” jelasnya.
Alhamdulillah, kontingen UINSU tidak mengecewakan dan dapat meraih 1 emas, 1 perak dan 1 perunggu, pada cabang seni membaca Alquran dan menghapal Alquran (30 juz – 10 juz) serta 2 harapan 1 pada cabang olah raga, dari 23 cabang olah raga dan seni yang dipertandingkan.
Dengan kata lain target minimal tercapai meski target maksimal diharapkan 4 emas.
“Apalagi Ananda Rini peraih mendali emas cabang seni membaca Alquran didaulat membaca Alquran pada penutupan PESONA tadi malam cukup membanggakan UINSU. Karena itu kita sadari betul pasca Covid, membuat kita kurang persiapan maksimal dari proses rekrutmen dan pembinaan. Namun Pasca PESONA diharapkan menjadi semangat baru, membangun cita-cita besar untuk keberhasilan mahasiswa ke depan,” ucap Nispul lagi.
Akhirnya, atas nama pimpinan kontingen UINSU, Nispul mengucapkan terimakasih kepada Rektor UINSU atas dukungan dan motivasinya, para pimpinan, WD III, Panitia dan offisial yang telah bekerja keras, dukungan civitas akademik UINSU, para Humas, dan terkhusus kepada para peserta yang cukup dibanggakan.
“Sekaligus atas nama pimpinan kontingen kami juga mohon maaf atas segala kekurangan yang ada pada PESONA ini,” pungkasnya. (ehm)